Rabu, 14 April 2010

perkembangan media menurut para ahli

BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah mengenai Teknologi dan Komunikasi
A. Sejarah komunikasi
Dewasa ini, kehidupan manusia di dunia menjadi sangat berkembang. Seiring dengan perkembangan zaman pula, manusia dihadapkan dengan situasi dan kondisi dimana mereka harus saling berinteraksi dengan manusia lainnya, karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Proses interaksi antar manusia ini disebut dengan komunikasi. Secara umum, istilah komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak yang lainnya agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya (feedback). Komunikasi dibedakan menjadi 2 yakni, komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal merupakan interaksi antar dua orang atau lebih, dimana dalam pemyampaian informasi disampaikan secara lisan dan langsung pada pihak yang dituju untuk disampaikan informasi tersebut. Sedangkan komunikasi non verbal merupakan proses interaksi antar dua orang atau lebih, dimana dalam penyampaian pesan, caranya adalah dengan berupa tulisan (seperti surat, telegram, sms, email, dll) dan bersifat tidak lansung. Komponen komunikasi terdiri dari pengirim pesan (sender), pesan (informasi), penerima pesan (receiver), dan juga timbal balik (feedback). Adapun sejarah mengeani komunikasi yakni sebagai berikut.
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Pada binatang, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi". Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
B. Sejarah Teknologi informasi
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.
Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali. Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu. Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.




BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia
Bagaimana sejarah singkat perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia?Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Sejarah singkat perkembangan teknologi di Indonesia:
1. televisi
2. radio
Di tahun 1986-1987-an awal perkembangan jaringan paket radio di Indonesia
3. telepon
4. pager
5. handphone
6. Bluetooth
7. Wi-fi
8. GPS
9. internet :
Ledakan Internet di Indonesia sendiri terjadi sekitar tahun 1994. Sebelumnya Internet sudah masuk ke Indonesia melalui jaringan akademis dan pusat riset, sehingga hanya golongan akademis dan peneliti yang dapat memanfaatkannya. Itupun masih terbatas pada fasilitas e-mail saja. Nicholas Negroponte sendiri mengakui, “…bahwa pertumbuhan host Internet tercepat pada kwartal ketiga 1994 terjadi di Argentina, Iran, Peru, Mesir, Filipina, Federasi Rusia, Slovenia dan Indonesia.” (Being Digital, Mizan, 1998, hal. 184). Di Indonesia, jumlah pengguna Internet menurut perkiraan sebesar 1 juta orang dari sekitar 200 juta penduduk Indonesia. Angka tersebut sangatlah kecil dibandingkan dengan rasio pengguna di Amerika Serikat. Berdasarkan data yang didapat dari APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) dari 11.000 Sekolah Menengah Umum (SMU) di Indonesia, kurang dari 2% yang mempunyai sambungan ke Internet. Itu pun terkonsentrasi di wilayah Jabotabek dan kota-kota besar di Pulau Jawa. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan menjadikan Indonesia tertinggal jauh dibanding negara-negara lainnya yang telah terbiasa memanfaatkan Internet untuk pendidikan di sekolah-sekolah. Di sisi lain, memasuki abad ke-21 ini, diperkirakan kebutuhan tenaga ahli di bidang teknologi informasi akan meledak dan berbagai urusan diperkirakan hampir semuanya akan berbasiskan Internet.
Tekonologi Sekarang:
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain : Bidang pendidikan(e-education).Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning?. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).
B. Perkembangan Media menurut para ahli
1. Robert L. mathis dan Jhon H. Jackson
Menurut Robert l. Mathis dan Jhon H. Jackson (2004) kontributor utama globalisasi adalah perkembangan dan evolusi telekomunikasi dan teknologi yang membantu pengiriman informasi yang cepat. Teknologi komunikasi seperti satelit telah menghadirkan televisi dan layanan telepon nirkabel ke desa-desa terpencil di Afrika, India, China, dan Amerika Latin. Pertumbuhan pengunaan internet di seluruh dunia telah menjadikan orang-orang dan perusahaan-perusahan dapat dengan mudah berkomunikasi dan memiliki akses data dalam jumlah yang sangat besar.
2. Daniel Lerner, Daniel Bell, dan Collin Cherry
a. Daniel Lerner dengan “Revolusi Komunikasi”
Ada saling keterkaitan antara Era Ideologi – berkembangnya ideologi di abad ke 18 dan 19 – serta revolusi komunikasi yang didasarkan pada pengembangan teknologi cetak dan produksi barang-barang cetak. Morse Peckham menyatakan:
Di tahun 1830, bidang penerbitan mengalami revolusi, barang-barang cetak menjadi murah – untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia tingkat melek huruf bisa meluas ke seluruh tingkatan populasi. Di Inggris populasinya berkembang dengan rasio satu banding empat; sementara tingkat golongan yang melek huruf berkembang dengan rasio 1 : 32. Hal ini tidak hany memepengaruhi produksi buku, tapi semua jenis komunikasi dan pendokumentasian yang melibatkan kertas – majalah, surat kabar, surat-surat; bisnis, pemerintahan dan korespondensi militer. … abad ke 19 mengalami revolusi komunikasi yang merupakan bagian dan hasil terpenting dari revolusi industri.
Karenanya, terjadi perkembangan besar-besaran dalam informasi dikarenakan akeselerasi kesediaan materi cetak, surat kabar atau dokumen resmi. Halini meningkatkan permasalahan pemrosesan informasi, dan menjelaskan arti dari informasi. Mencapai artian, bukan mencapai informasi – menjadi hal yang semakin problematik. Makna tidak berasal dari informasi itu sendiri. Makna tidak menyertai jumlah dokumen, fakta atau kepingan informasi tapi bergantung (minimal sebagian) pada komitmen awal skema konseptual, teori dan perspektif. Perkembangan ideologi, Era Ideologi merupakan respon dasar terhadap revolusi komunikasi; ia merupakan usaha untuk memberikanmakna.
Era Ideologi bisa dilihat sebagai perkembangan produksi sistem simbol yang merespon meningkatnya pasar kebutuhan makna; khsususnya, makna sekuler, dikarenakan menurunnya sistem nilai lama dan agama yang sebelumnya terkait dengan rezim lama; sebagian dikarenakan struktur sosial baru dan kejadian-kejadian revolusioner yang harus disintesakan; dan sebagian besar disebabkan oleh meluasnya informasi ke segala arah karena revolusi komunikasi Era Ideologi tidak hanya dilihat sebagai respons terhadap fragmentasi berita, tapi juga berkaitan dengan pengembangan sejarah modern – perkembangan sejarah modern menghubungkat kejadian masa lalu dan sekarang dan mendorong saling keterkaitan antar subsistem tersendiri dalam masyarakat. Contohnya, saling keterkaitan antara ekonomi dan politik dan sejarah tidak lagi merupakan kepingan kisah mengenai kekuasaan kerajaan. Sejarah baru mengalami perluasan konteks sebagaimana ideologi. Dengan meningkat dan meluasnya tingkat baca, teknologi cetak dan perkembangan surat kabar modern berkembangklah gagasan modern tentang berita. Di tahun 1780 dan 1830, perkembangan jurnal, newsletter dan surat kabar menjadi sangat besar di Eropa sehingga muncul fenomena baru – khalayak pembaca berita.
Munculnya media masssa dan media publik merupakan perkembangan konstruktif. Publik muncul ketika terjadi penurunan pola dan interaksi sosial antar budaya.kelompok tradisional memiliki karakteristik pola interaksi sosial antar anggotanya yang mendorong pemahaman dan minat bersama dan memungkinkan interaksi sosial. Publik, adalah sejumlah orang yang terekspose kepada rangsangan yang sama dan memiliki kesamaan bahkan tanpa berinteraksi satu sama lainnya. Dalam masyarakat tradisional pasar dan hari libur menjadi dasar struktur periodik penyebaran informasi ke komunitas yang lebih luas, antar pihak yang tidak saling mengenal atau antar anggota dari keluarga yang berbeda; penyebaran informasi dilakukan dari mulut ke mulut dalam dialog tatap muka yang memungkinkan jawaban atas feedback dan pertanyaa. Dengan perkembangan media massa yang pertama kali ditunjukkan melalui barang cetakan, sejumlah orang terkena ekspose pada aliran informasi berkelanjutan pada saat yang hampir bersamaan. Informasi harus dapat dimengerti, menarik dan meyakinkan bagi orang-orang dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda, orang-orang yang tidak saling kenal tidak bertemu dan berinteraksi.
Media massa memudahkan interaksi sosial untuk kesamaan budaya. Informasi dan orientasi, fakta dan nilai-nilai bisa diketahui tanpa interaksi antar manusia. Keyakinan sebagian orang lyang dinilai sebagai hal yang nyata dan bernilai sekarang bisa dikontrol dari kejauhan, terpisah dan diluar dari mereka yang meyakininya.
Secara historis, publik terdiri dari orang-orang yang terbiasa mendapatkan berita dan orientasi dari media massa umum yang mengandung informasi dan orientasi beragam yang disebarkan oleh para pengusaha dan perusahaan. Surat kabar misalnya, memperkuat rasionalitas publik dalam cara-cara yang khusus. Pertama, mereka menyediakan informasi dalam ukuran luas yang melampaui kondisi lokal untuk memberikan informasi mengenai kejadian-kejadian di tempat yang jauh.
Berita memungkinkan seseorang membandingkan kondisinya dengan orang lain. Berita memungkinkan alternatif ditentukan sebagai realistis dengan menunjukkan kondisi berbeda yang sudah ada. Berita memungkinkan seseorang untuk meramalkan kondisi di masa datang, contohnya pada laporan ramalan cuaca.
Analisis awal terhadap publik dan berita adalah bahwa berita menafsirkan sebuah publik dengan mendorong dialog tatap muka. Percakapan diperkuat untuk memecahkan ketidak-pastian tentang makna berita. Percakapan berdasar berita, sebagai sarana rasionalitas publik bergantung pada tidak adanya mata-mata pemerintahan, informan, sensor dan agen rahasia yang ditugaskan oleh pemerintah. Sistem kelas dan negara harus dikeluarkan dari percakapan agar publik bisa mengaktualisasikan potensinya untuk mengajukan kritik rasional. Transformasi sosial sendiri tidak akan bisa meningkatkan rasionalitas publik jika ia tidak mencegah negara agar tidak membebankan hukuman atau penyelidikan atas percakapan kritis.
Ideologi berfungsi memobilisasi pergerakan sosial dalam publik melalui perantara surat kabar dan media lainnya. Pergerakan merupakan sektor publik yang bertujuan untuk proyek publik dan identitas sosial umum. Pergerakan sosial merupakan sektor pulik yang responsif terhadap ideologi; mereka memiliki ideologi yang pada satu sisi menterjemahkan berita dan di sisi lain, menyediakan kesadaran atas identitas sosialnya dari laporan-laporan dalam media berita.
Gagasan “publik” berkembang dengan munculnya gagasan “pribadi”. Hubungan antara keduanya tidak selalu sama di semua negara. Publik dan pribadi berkembang bersama. Untuk membuat suatu permasalahan menjadi masalah publik berarti membukanya terhadap orang-orang asing, mereka yang umumnya tidak telrihat dan terdengar. Pada tingkatan paradigmatik publik adalah di laur keluarga. Pertumbuhan publik dan pribadi yang bersamaan berarti perkembangan batasan kekuatan publik, pembentukan batasan bagi sebuah lembaga dimana publik tidak bisa ikut campur di dalamnya.
b. Daniel Bell dengan “masyarakat pasca industri”
Daniel Bell menyediakan enam perubahan struktur sosial yang berkaitan dengan transisi ke masyarakat pasca-industri:
1. Dalam ekonomi, ada transisi dari produksi barang dengan penyediaan layanan. Produksi barang seperti pakaian dan penurunan baja dan layanan seperti menjual hamburger dan saran menawarkan investasi meningkat. Meskipun layanan mendominasi dalam berbagai sektor, kesehatan, pendidikan, penelitian, dan jasa pemerintah yang paling menentukan bagi suatu masyarakat pasca-industri.
2. Pentingnya kerah biru , (misalnya pekerjaan manual, pekerja perakitan line) dan penurunan (misalnya pengacara profesional, dokter, dan insinyur) dan pekerjaan teknis (misalnya pemrogram komputer) datang untuk mendominasi. Yang paling penting khusus adalah munculnya ilmuwan (misalnya, insinyur khusus, seperti genetik atau listrik). Banyak kota-kota pertambangan dan permukiman serupa wajah skala besar pengangguran sebagai akibat dari pentingnya peningkatan baik pengetahuan teoritis dengan penurunan simultan di bidang manufaktur dan meningkatkan pentingnya lingkungan hidup . Banyak penduduk kota-kota industri manfaat, seperti yang sedekah .
3. Alih-alih pengetahuan praktis, teoritis pengetahuan semakin penting dalam masyarakat pasca-industri. pengetahuan tersebut dilihat sebagai sumber dasar inovasi (misalnya, pengetahuan yang diciptakan oleh orang-orang ilmuwan yang terlibat dalam Proyek Genom Manusia mengarah kepada cara-cara baru untuk mengobati banyak penyakit). Uang Muka dalam pengetahuan juga menyebabkan kebutuhan untuk inovasi lain seperti cara untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan etis yang diajukan oleh kemajuan Teknologi kloning. Semua ini melibatkan penekanan pada teori daripada pengetahuan empiris dan di kodifikasi pengetahuan. Pertumbuhan eksponensial pengetahuan teoretis dan dikodifikasi, dalam semua varietas, adalah penting bagi munculnya masyarakat pasca-industri.
4. masyarakat pasca-industri berusaha untuk menilai dampak teknologi baru dan, jika diperlukan, untuk melakukan kontrol atas mereka Harapannya, misalnya, untuk lebih baik memantau hal-hal seperti pembangkit listrik tenaga nuklir dan untuk meningkatkan mereka sehingga kecelakaan seperti itu di Three-Mile Island atau Chernobyl dapat dicegah di masa depan. Tujuannya adalah dunia teknologi lebih pasti dan lebih aman. Doktrin prinsip pencegahan ini kadang-kadang digunakan dalam mencegah aspek terburuk dari teknologi baru, seperti kloning dan rekayasa genetik , bila tidak ada bukti dampak negatif mereka.
5. Untuk menangani penilaian tersebut dan kontrol, dan lebih umum kompleksitas murni masyarakat pasca-industri, teknologi intelektual baru yang dikembangkan dan diimplementasikan. Mereka termasuk cybernetics , teori permainan dan teori Informasi .
6. Hubungan baru ditempa dalam masyarakat pasca-industri antara ilmuwan dan teknologi baru yang mereka ciptakan, serta perkembangan teknologi sistematis, terletak di dasar masyarakat pasca-industri. Ini mengarah pada kebutuhan universitas lebih dan mahasiswa yang berbasis. Bahkan, universitas ini sangat penting masyarakat pasca-industri. universitas ini menghasilkan para ahli yang dapat membuat, panduan, dan kontrol dan secara dramatis mengubah Teknologi baru.

Daniel Bell mengembangkan gagasan "Post-Industrial Society"
Daniel Bell didirikan terutama ide tentang masyarakat pasca-industri melalui karyanya 1973 Kedatangan Masyarakat Post-Industri. Dalam karya ini ia menggambarkan Uni Soviet dan Amerika Serikat sebagai negara industri hanya dua. Dikotomi antara dua adalah pola pikir kapitalis dan kolektivis. Dia benar memprediksi atribut dari masyarakat kapitalis industri-pos, seperti difusi modal global, ketidakseimbangan perdagangan internasional, dan penurunan sektor manufaktur di dalam negeri depan AS.
Aspek budaya masyarakat pasca-industri
Bell menekankan perubahan masyarakat pasca-industri tidak hanya sosial struktural dan ekonomi; nilai-nilai dan norma dalam masyarakat pasca-industri yang berubah. Rasionalitas dan efisiensi menjadi nilai penting dalam masyarakat pasca-industri. Akhirnya, menurut Bell, menyebabkan nilai-nilai ini memutuskan antara struktur sosial dan budaya. Sebagian besar masalah yang unik hari ini modern dapat secara umum dikaitkan dengan pengaruh masyarakat pasca-industri. Sejumlah besar orang dapat menemukan diri dengan peran tidak didefinisikan dengan jelas. Masalah ini terutama diucapkan di mana pasar-bebas mendominasi. Mereka dapat mencakup kesenjangan ekonomi, melakukan outsourcing pekerjaan domestik, dll
The post-modern dan pasca-Marxis gagasan bahwa basis ekonomi (manufaktur dan pertanian) dan suprastruktur ideologis (seni, agama, filsafat, ilmu pengetahuan, dll) adalah hal yang sama, yang serupa dengan sebuah monocoque bertubuh mobil (seperti sebagai Tawon Hudson ) , adalah sebuah benang merah dalam pemikiran pasca-industri. Sebagai contoh, penekanan pada seni sebagai sektor ekonomi yang penting bukan hanya sarana untuk mengeksplorasi tema rohani dan ide-ide politik, atau alat ekspresi pribadi adalah kasus di titik. Aktor dan direktur artistik Old Vic Theatre , Kevin Spacey , berpendapat kasus ekonomi untuk seni dalam hal penyediaan lapangan kerja dan menjadi lebih penting dalam ekspor dari manufaktur (serta peran pendidikan) di kolom tamu ia menulis untuk The Times. Dapat dikatakan bahwa sektor kreatif telah mengambil peran yang lebih menonjol di belakang kemunduran manufaktur dan bahwa, di beberapa negara, menghasilkan ekspor lebih dari manufaktur sendiri.
Lain jelas lagi contoh argumen ini monocoque adalah internet . Sementara digunakan untuk e-commerce dan kegiatan ekonomi lainnya, juga dapat digunakan untuk menyebarluaskan puisi, memberi saran praktis atas yang ditolak cintanya oleh pacar Anda dan memberi Anda hasil sepak bola terakhir sebagai bagian dari suprastruktur ideologis. Mereka secara efektif menjadi monocoqued dengan menggunakan alat yang sama dan perangkat lunak.
Namun, ini argumen dasar dan superstruktur yang bisa dibedakan dari satu sama lain juga dapat digunakan secara retrospektif sepanjang sejarah. Hal ini dapat digunakan untuk menyatakan bahwa pra-Kristen kultus kesuburan adalah ekonomi maupun ideologis konstruksi karena ekonomi mereka depedent pada kesuburan mereka sembah, terutama saat mereka pra-industri agraria ekonomi di mana makanan sering kali langka.
Kritik
Teori Bell bukanlah tanpa masalah (Veneris, 1984, 1990). Bell (1973, p.15) menyatakan bahwa "masyarakatnya pasca-industri" adalah "layanan ekonomi". "Layanan" adalah sektor ekonomi yang ketiga, sesuai dengan Colin Clark , dua lainnya menjadi "primer" dan "sekunder" (itu sebabnya sektor jasa ini disebut juga "tinggi"). Bell menyadari adanya kekurangan dari pendekatan ini.
Teori revolusi Informasi menyediakan sebuah metode kerangka teoritis dan empiris jelas jauh dari masyarakat pasca-industri "". Salah satu yang harus diperhatikan juga bahwa ketika sejarawan dan sosiolog dianggap revolusi yang diikuti masyarakat pertanian mereka tidak menyebutnya "pasca-pertanian" masyarakat / revolusi. Sebaliknya, mereka mencoba untuk mengidentifikasi fitur yang paling menonjol dari revolusi baru dan menciptakan istilah "industri". Dalam cara yang sama, istilah "pasca-industri" yang bermasalah karena hanya menandakan keberangkatan, bukan arah, dan istilah alternatif harus dicari.
Lain kritik dengan ide-industri masyarakat pasca berasal dari kelompok ahli geografi (seperti Allen Scott dan Edward Soja ) yang berpendapat bahwa industri tetap di pusat dari keseluruhan proses akumulasi kapitalis, dengan layanan tidak hanya menjadi semakin maju dan automotized , tapi tetap sangat tergantung dari pertumbuhan industri. Tidak hanya layanan produktif yang secara langsung dapat disewa oleh sektor industri, tetapi bahkan jasa keuangan di kota-kota global, secara langsung didukung oleh keuntungan yang diperoleh dengan investasi pada sektor industri di seluruh dunia. Strategi baru lokalisasi industri, yang sejak tahun 1970-an bergeser beberapa blok kegiatan manufaktur ke daerah rendah biaya di luar negara-negara industri, dibuat, menurut argumen ini, ilusi masyarakat pascaindustri di wilayah ini pekerjaan yang terkonsentrasi di sektor jasa, namun masih sangat terhubung dengan ekonomi industri outsourcing ke daerah lain. Para penulis, terutama Ed Soja (berdasarkan Henri Lefebvre ), mengusulkan agar sosiologi mana para pendukung ini transisi pascaindustri memiliki masalah metodologis yang kurang pentingnya ruang, produksi dan organisasi, dalam reproduksi hubungan sosial, dan kapitalisme itu sendiri . Ini "manhattanist" sikap terhadap hasil penelitian urbanitas dalam penempatan industri di tempat buta, dan tidak memvisualisasikan skala geografis lain yang pokok untuk pemahaman yang tepat dari kota global itu sendiri.
c. Collin Cherry dengan “ledakan komunikasi massa”
Komunikasi massa adalah proses interaksi antara komunikator dengan audiens melalui media massa. Tayangan-tayangan yang dihadirkan oleh media massa kepada audiens semata-mata ingin memberikan informasi dan hiburan kepada audiens. Respon dari audiens adalah hal yang dibutuhkan oleh media tersebut. Jika tayangan yang disajikan oleh media sangat menarik perhatian audiens, maka disini bisa terjadi yang Collin Cherry sebut sebagai “ledakan komunikasi massa.” Yakni dimana audiens secara keseluruhan memberikan respon terhadap apa yang dihadirkan oleh media. Hal ini bisa berupa kritik dan saran dari audiens. Misalnya, pemberitaan mengenai kasus Gayus Tambunan yang menjadi tersangka korupsi pajak sebesar 25 M. Kasus ini menimbulkan opini public yang beragam. Public seakan bisa menghakimi kesalahan yang dibuat oleh Gayus. Padahal kasus nya pun belum disidangkan di pengadilan Tipikor. Tapi atas kesalahan yang dilakukan oleh Gayus dan rekan-rekanya ini menimbulkan spekulasi yang negative di kalangan masyarakat luas.















BAB III
PEMBAHASAN
Analisis Teori Menurut Para Ahli
Sebagaimana teori-teori yang telah diulas pada BAB II dari para ahli seperti Robert L. mathis dan Jhon H. Jackson, serta Daniel Lerner, Daniel Bell, dan Collin Cherry mengenai perkembangan teknologi komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson
Antara Robert dan Jhon mengenai perkembangan teknologi komunikasi, tidak ada yang bertentangan. Justru mereka berdua sependapat mengenai hal itu. Menurut Robert l. Mathis dan Jhon H. Jackson (2004) kontributor utama globalisasi adalah perkembangan dan evolusi telekomunikasi dan teknologi yang membantu pengiriman informasi yang cepat. Disini jelas terlihat bahwa bagi mereka menitikberatkan bahwa perkembangan teknologi komunikasi adalah karena globalisasi. Di Indonesia, saya menyadari bahjwa memang di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat jadi sangat bergantung pada teknologi. Seperti tidak bisa lepas dari peran teknologi itu sendiri. Misalnya, penggunaan handphone (telepon genggam). Menurut pengalaman saya pribadi, saya pernah lupa membawa handphone ke kampus. Akhirnya, saya merasa kosong. Tidak tahu harus melakukan apa, karena tidak adanya media yang bisa membantu saya dalam melakukan aktifitas sehari-hari.



2. Daniel Lerner, Daniel Bell, dan Collin Cherry
Masing-masing dari mereka memiliki pandangan sendiri-sendiri mengenai perkembangan teknologi komunikasi. Daniel Lerner menekankan bahwa perkembangan teknologi komunikasi adalah peristiwa “revolusi komunikasi.” Yakni dimana sudah adanya perkembangan dalam menyebarluaskan informasi kepada orang banyak. Misalnya, dikaitkan dengan perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia. Dulu, Indonesia sekitar tahun 1970-an masih mengenal media cetak. Media elektronik masih belum sempurna seperti sekarang ini. Barulah pada tahun 1986-1987-an, Indonesia mulai bisa menyebarluaskan informasi melalui radio, televisi, dll. Disini terlihat jelas adanya revolusio komunikasi dalam bidang media perantaranya.
Lain hal dengan pendapat Daniel Bell mengenai perkembangan teknologi komunikasi. Ia menitikberatkan perkembangan teknologi komunikasi dengan “masyarakat pasca industri.” Yakni dimana dalam perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat dibagi dalam struktur social dan budaya. Mengapa demikian? Daniel Bell disini ingin menjelaskan bhawa perkembangan teknologi komunikasi telah menklasifikasikan masyarakat sesuai struktur social dan budayanya. Struktur social misalnya adalah, dilihat dari segi profesi masyarakat seperti dokter, pengacara, mahasiswa, pelajar, guru, presiden, dll. Apakah struktur social tersebut berpengaruh? Daniel Bell menjawab iya. Ambil contoh adalah mahasiswa di Indonesia. Dewasa ini, dosen memberi tugas melalui internet. Dan mahasiswa dipersepsikan orang sebagai orang yang setidaknya berada dalam struiktur social yang baik. Sehingga bisa memiliki atau minimal menggunakan fasilitas internet dengan baik. Jujur itu juga merupakan pengalaman pribadi saya sebagai mahasiswa di Binus University. Selain itu dilihat dari segi budaya. Dengan adanya tugas yang selalu diberikan dosen lewat media internet, otomatis akan merubah gaya hidup mahasiswa di lingkungan social. Mahasiswa cenderung akan menggunakan sarana media tersebut. Hingga dalam hal berkomunikasi pun mereka lebih suka dengan “chatting” dibandingkan dengan face to face. Ini membuat intens bertemu antar mahasiswa hanya di wilayah kampus saja. Selebihnya melalui kecanggihan teknologi seperti internet.
Pendapat Chollin Cherry pun berbeda dengan kedua orang tersebut. Collin menitikberatkan perkembangan teknologi komunikasi kepada hal itu adalah sebagai “ledakan komunikasi massa.” Disini dijelaskan bahwa masyarakat cenderung berkomunikasi melalui media massa. Menurut saya, hal ini hamper serupa dengan pendapat dari Dabiel Bell dimana kecanggihan teknologi membuat gaya hidup masyarakat menjadi sangat tergantung pada teknologi. Ketergantungan ini yang menyebabkan “ledakan komunikasi massa.” Misalnya, penggunaan situs jejaring sosial di Indonesia. Dewasa ini, situs jejaring social adalah media yang paling mudah dalam mencari teman dan bertukar informasi. Biaya yang tidak mahal, dan waktu yang sangat cepat jadi incaran banyak orang dalam berpartisipasi. Rasanya jika tidak punya akun situs jejaring social seperti tidak leluasa dalam mencari teman untuk share informasi.
Demikianlah analisis saya mengenai perkembangan teknologi komunikasi menurut para ahli dan dikaitkan dengan perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia.







Kata Pengantar
Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur atas kehadirat dan berkat dari ALLAH SWT yang telah meridhoi saya dalam pengerjaan makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua saya karena mereka telah dengan tulus mendukung apapun yang saya lakukan dalam hal yang positif, termasuk di dalamnya adalah setiap pengerjaan tugas-tugas kuliah saya. Tanpa dukungan mereka mungkin saya tidak bias menyelesaikan makalah mengenai “Berbagai hal mengenai Perkembangan Teknologi Komunikasi saat ini.” Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada dosen mata kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi Universitas Bina Nusantara yang telah memberikan tugas ini, sehingga saya bisa menambah pengetahuan saya mengenai mata kuliah ini. Dan juga atas kepercayaan ibu dosen kepada kami, mahasiswa Universitas Bina Nusantara, untuk dapat mengerjakan tugas ini.
Makalah ini saya buat dengan ketulusan hati saya dan sesuai dengan kemampuan saya pribadi. Saya mengakui adanya banyak kekurangan dalam makalah saya ini. Tapi saya mengharapkan bahwa makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi orang banyak mengenai perkembangan teknologi komunikasi. Untuk itu saya mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Dan kepada pihak-pihak yang mungkin tidak bisa saya sebutkan semuanya saya ucapkan terima kasih banyak atas dukungannya.

Jakarta, April 2010
Novita Indriyani

Daftar pustaka
www.slideshare.net/.../perkembangan-tik-di-indonesia
inherent.brawijaya.ac.id/vlm/mod/resource/view.php?id...
www.answers.com/topic/post-industrial-society
Nurudin.2007.Pengantar komunikasi massa.Jakarta:Rajagrafindo Persada

1 komentar: